Sabtu, 17 April 2010

Asperger’s Syndrome

Definisi
• Salah satu dari autis spectrum disorders
atau pervasive developmental disorder
(PDD)
• Dicirikan, hendaya dalam interaksi
sosial, dimana terdapat pola perilaku yang
steriotipik, keterbatasan dalam aktivitas
dan minat, tanpa disertai dengan
keterlambatan perkembangan kognitif atau
berbahasa.
Interaksi Sosial
• Keterbatasan dalam menunjukkan empati
• Kesulitan dalam membangun persahabatan
• Kesulitan saling berbagi kesenangan
• Keterbatasan dalam perilaku nonverbal,
eye contact,
ekpresi wajah, posture dan gesture.
• Beda dengan anak autis, pada Asperger’s
Syndrome berusaha untuk mendekati
orang lain “ active but Odd”
Kesenangan & perilaku yang
terbatas & berulang
• Terpaku pada ritual dan rutinitas yang
tidak fleksibel
• Preokupasi terhadap suatu hal tertentu.
Pembicaraan dan bahasa
• Abnormalitas, verbosity; abrupt
transitions; literal interpretations and
miscomprehension of nuance;
• Menggunakan arti yang metafor
• Defisit dalam persepsi pendengaran
• Pembicaraan yang ideosyncratic
• Keanehan dalam kekerasan suara,
pitch, intonasi,prosody dan rhythm.
Tiga hal yang menjadi pola dalam
komunikasi pasien Asperger’s Syndrome :
Pembicaraan bisa ditandai dengan poor
prosady, inflection & intonasi tidak se
kaku autis.
- Tangensial & circumstansial
- Gaya komunikasinya ditandai dengan
Verbosity.
History
• Hans Asperger
• 1944
• Spesialis Anak
• Yang tertarik khusus dalam
edukasi, 4 anak sulit
dalam berinteraksi dalam sosial
grup, sosial isolasi.
Epidemiologi
• Ratarata
1 – 2 : 10.000
• Antara pria : wanita = 9 : 1
• Dilaporkan, memiliki fungsi intelektual
yang normal, tidak masuk kategori autis,
tapi overlapping dengan PDD NOS.
Etiologi
• Masih belum diketahui
• Penelitian, Asperger’s syndrom suatu
spektrum dari autis, berhubungan
dengan genetik.
• Ada beberapa laporan, pasien
Asperger’s sindrom memiliki brain anomali
dengan IQ yang normal atau superior.
• Beberapa melaporkan, teratogen..
obat yang menyebabkan defek pada bayi,
biasanya 8 minggu, dari masa konsepsi.
Skrining
• The Asperger Syndrome Diagnostic Scale
(ASDS),
• Autism Spectrum Screening Questionnaire
(ASSQ),
• Childhood Asperger Syndrome Test
(CAST),
• Gilliam Asperger’s Disorder Scale
(GADS),
• Krug Asperger’s Disorder Index (KADI).
Diagnosis
• Kualitas hendaya dalam interaksi sosial &
keterbatasan terhadap minat, seperti
yang ditemukan pada autis.
• Yang menjadi kontrasnya :
tidak mempunyai kriteria didalam
kelempok gejala berbahasa dan
komunikasi dan tidak mempunyai
keterlambatan dalam berbahasa, kognitif,
ketrampilan merawat diri sendiri.
Menunjukkan ketertarikan untuk
bersahabat dan bertemu dengan orang
tapi tidak sensitif dengan perasaan orang
lain.
• Kesulitan/ frustasi di dalam menjalani
persahabatan, beberapa pasien asperger mengalami
gangguan mood
• Intuisinya minimal, spontaniusnya
terbatas, lebih banyak kaku di dalam
interaksi sosial.
Diagnosis diferensial
• PDD NOS, hendaya sosial & komunikasi
> berat dibanding Asperger’s syndrom
• Kepribadian skizoid, tidak menunjukan
keparahan dalam hendaya sosial atau
pola perkembangan awal yang ditemukan
pada Asperger.
• The schizoprenia spectrum,
• ADHD
• Stereotypic movement disorder.
Penatalaksanaan
• The training of social skills, effective
interpersonal interactions;
• CBT, untuk memperbaiki stress
management yang berhubungan dengan
anxiety or explosive emotions, dan untuk
menghentikan obsessive interests dan
repetitive routines;
• Psikofarmaka : Risperidon dan
Olanzapine terbukti baik untuk pasien.
Risperidone, dapat mengurangi
repetitive and selfinjurious
behaviors,
aggressive outbursts and impulsivity, dan
memperbaiki stereotypical patterns of
behavior and social relatedness.
• The selective serotonin reuptake inhibitors
selective (SSRIs), fluoxetine,
fluvoxamine dan setraline, efektif untuk
mengatasi restricted and repetitive
interests and behaviors
Occupational or physical therapy untuk,
sensory integration and motor
coordination yang kurang;
• Intervensi komunikasi sosial,speech
therapy untuk menolong pasien dapan
wawancara dengan baik.
• Melatih dan mendukung orangtua,
teknikteknik
yang dapat digunakan di
dalam rumah.
• Selain itu, strategi untuk mengerti
kekuatan dan kelemahan, memperbaiki
copingnya.
Prognosis
• Individu dengan Asperger ‘Syndrome,
dapat mempunyai harapan hidup yang
normal tetapi pravelensi komorbid dengan
gangguan psikiatri sering ditemukan.
• Dapat sekolah regular, tapi perlu didukung,
rentan karena terlihat nyentrik  biasanya
bukan karena defisit dalam pelajaran ttp
kesulitan sosial dan perilaku.
• Memerlukan pendidikan yang khusus
• Dewasa, kesulitan dlm self care, organisasi
dan hubungan sosial dan hubungan
romantis.

Daftar pustaka
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/dec1e10bec46c412a083fc87462dc46b7b8f0a60.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar