Selasa, 16 Maret 2010

GRUP ANAK AUTIS

KLASIFIKASI ANAK AUTISTIK

Klasifikasi menurut tipe interaksi sosial, yaitu anak autistik dikelompokkan berdasarkan kemampuan interaksi sosial. Wing dan Gould (dalam Hadis, 2006) mengklasifikasikan anak autisme menjadi tiga kelompok yaitu Grup aloof, Grup pasif, dan Grup aktif tetapi aneh.
1. Grup Aloof merupakan ciri yang klasik dan banyak diketahui orang, dan ini sangat sesuai dengan deskripsi autisme infantil klasik oleh Leo Kanner pada tahun 1943. Ciri-ciri yang biasa di timbulkan adalah:
- Anak autistik kelompok ini sangat menutup diri untuk berinteraksi dengan orang lain
- Menghindari kontak fisik dan sosial
- Kadang anak autistik masih dapat mendekati orang lain untuk keperluan makan, atau duduk di pangkuan orang lain sejenak.
- Keengganan berinteraksi lebih nyata terhadap anak yang sebaya dibandingkan interaksi terhadap orang tuanya
- Jika mendengar suara yang disukainya, maka anak autistik tersebut akan bereaksi dengan cepat
- Dalam grup ini anak autistik sulit meniru suatu gerakan yang bermakna
- Anak senang melakukan gerakan secara berulang dan stereotipik sampai berjam-jam
- Tidak peduli dengan aktivitas lain di sekitarnya
- Perilaku buruk lainnya sering terlihat pada anak autistik pada grup aloof adalah berperilaku agresif (menyerang atau memaksa), destruktif (merusak), tidak bisa diam, menjerit, lari dan sebagainya.

2. Grup Pasif, grup atau kelompok anak jenis ini tidak berinteraksi dengan spontan, tetapi tidak menolak usaha interaksi dari pihak lain, bahkan kadang-kadang menunjukkan rasa senang. Ciri-cirinya:
- Jenis kelompok ini, dapat diajak bermain bersama, tetapi tetap pasif
- Anak ini dapat meniru bermain, tetapi tanpa imajinasi, berulang dan terbatas
- Kemampuan visual spatial lebih baik dibandingkan verbal, tetapi kadang-kadang ada gangguan koordinasi

3. Grup Aktif Tetapi Aneh, pada kelompok ini anak autistik dapat mendekati orang lain. Ciri-cirinya adalah:
- Kemampuan bicaranya seringkali lebih baik jika dibandingkan kedua grup lainnya.
- Mimik anak ini terbatas dan kontak mata dengan orang lain tidak sesuai, kadang bahkan terlalu lama
- Cara bermainnya berulang, stereotipik, tetapi seolah-olah ada imajinasi
- Lebih sering senang dengan computer atau menonton televisi

DAFTAR PUSTAKA
Hadis, A. (2006). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Autistik. Jakarta. Alfabeta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar