Kamis, 03 Juni 2010

PENCERNAAN DAN ELIMINASI YANG NORMAL

Eliminasi yang teratur dari sisa-sisa produksi usus penting untuk fungsi tubuh yang normal. Perubahan pada eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan bagian tubuh yang lain. Karena fungsi usus tergantung pada keseimbangan beberapa faktor, pola eliminasi dan kebiasaan masing-masing orang berbeda.
Klien sering meminta pertolongan dari perawat untuk memelihara kebiasaan eliminasi yang normal. Keadaan sakit dapat menghindari mereka sesuai dengan program yang teratur. Mereka menjadi tidak mempunyai kemampuan fisik untuk menggunakan fasilitas toilet yang normal ; lingkungan rumah bisa menghadirkan hambatan untuk klien dengan perubahan mobilitas, perubahan kebutuhan peralatan kamar mandi.
Untuk menangani masalah eliminasi klien, perawata harus mengerti proses eliminasi yang normal dan faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi.

PENCERNAAN DAN ELIMINASI YANG NORMAL
Saluran gastrointestinal adalah sebuah rentetan saluran membran mukosa. Tujuan organ ini adalah untuk mengabsorpsi cairan dan nutrisi, menyiapkan makanan untuk absorpsi dan digunakan oleh sel-sel tubuh, dan merupakan tempat feses sementara. Volume dari cairan yang diabsorpsi oleh gastrointestinal banyak, membuat keseimbangan cairan sebagai fungsi utama dari sistem gastrointestinal. Pada pencernaan cairan dan makanan saluran gastrointestinal juga banyak mendapat sekresi dari organ-organ seperti kandung empedu dan pankreas.
Penyakit yang serius dapat mengganggu absorpsi dan sekresi yang normal dari saluran gastrointestinal, disebabkan karena ketidakseimbangan cairan.

MULUT
Saluran pencernaan merubah zat-zat makanan secara mekanik dan kimiawi. Semua organ pencernaan bekerja sama untuk memastikan massa atau bolus dari makanan dapat menjangkau daerah, penyerapan makanan dengan aman dan efektif.
Pencernaan secara mekanik dan kimiawi dimulai dari mulut. Gigi mengunyah makanan, memecahnya menjadi ukuran tertentu untuk ditelan. Sekresi saliva mengandung enzim seperti : ptialin yang memulai mencerna elemen makanan tertentu. Saliva mencairkan dan melembutkan bolus makanan yang ada di mulut agar lebih mudah ditelan.

ESOPHAGUS
Ketika makanan memasuki esophagus bagian atas ia berjalan melewati spinkter esophagus bagian atas dimana ada sebuah otot sirkular yagn mencegah udara masuk ke esophagus dan makanan dari refluks ke tenggorokan. Bolus dari makanan mengadakan perjalanan sepanjang 25cm di esophagus. Makanan didorong oleh oleh kontraksi otot polos. Sebagian dari esophagus berkontraksi di belakang bolus makanan, otot sirkular di depan bolus. Gerakan peristaltik mendorong makanan ke gelombang berikutnya. Peristaltik menggerakkan makanan sepanjang saluran gastrointestinal. Dalam 15 detik bolus makanan berpindah dari esophagus bagian bawah. Spinkter esophagus bagian bawah terletak antara esophagus dan lambung, dan perbedaan tekanan ada di bagian akhir esophagus. Tekanan esophagus bagian bawah 10-40 mmHg, sedangkan tekanan lambung 5-10 mmHg. Tingginya tekanan biasanya menyebabkan refluks dari isi lambung ke esophagus. Faktor-faktor yagn mempengaruhi tekanan spinkter bagian bawah antara lain ; antasid yang menurunkan refluks ,dan makanan berlemak dan nikotin yang meninggikan refluks.

LAMBUNG
Dalam lambung, makanan disimpan sementara dan dipecahkan secara mekanik dan kimiawi untuk pencernaan dan absorpsi. Lambung mensekresi HCl, mukus, enzim pepsi, dan faktor intrinsik. Konsentrasi HCl mempengaruhi keasaman lambung dan keseimbangan asam dalam tubuh. Setiap molekul HCl yang disekresi di lambung, sebuah molekul bicarbonat memasuki plasma darah. HCl membantu pencampuran dan pemecahan makanan di lambung, mukus melindungi mukosa lambung dari keasaman dan aktivitas enzim. Pepsin mencerna protein, walaupun tidak banyak pencernaan yagn terjadi di lambung. Faktor intrinsik merupakan komponen penting yagn dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12 di usus dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan faktor intrinsik menyebabkan anemia.
Sebelum makanan meninggalkan lambung ia diubah menjadi bahan yang semifluid yagn disebut CHYME.Chyme lebih mudah dicerna dan diabsorpsi daripada makanan yang padat.klien yang sebagian lambungnya hilang atau menderita gastritis mempunyai masalah pencernaan yang serius karena makanan tidak diubah menjadi chyme. Makanan memasuki usus halus sebelum dipecah menjadi makanan yang benar-benar semifluid.

USUS HALUS
Selama proses pencernaan chyme meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Usus halus merupakan suatu saluran yagn diameternya 2,5 cm dan panjangnya 6 m. Yang terdiri dari 3 bagian : duodenum, jejenum, ileum. Tercampur dengan enzim pencernaan (seperti empedu dan amilase) ketika berjalan melewati usus halus. Segmentasi (berganti-gantinya kontraksi dan relaksasi dari otot polos) mengaduk chyme untukselanjutnya memecah makanan untuk dicerna ketika chyme diaduk, gerakan peristaltik berhenti sementara agar absorpsi terjadi. Chyme berjalan dengan lambat di saluran cerna untuk doabsorpsi. Banyak makanan dan elektrolit yang diabsorpsi di usus halus. Enzim dari pankreas (amilase) dan empedu dari kandung empedu. Usus memecah lemak, protein dan karbohidrat menjadi elemen-elemen dasar. Hampir seluruh makanan diabsorpsi oleh duodenum dan jejenum. Ileum mengabsorpsi beberapa vitamin, zat besi dan garam empedu. Jika fungsinya terganggu, proses pencernaan berubah secara drastis. Contoh : inflamasi, bedah caesar,atau obstruksi dapat mengganggu peristaltik, mengurangi ares absorpsi, atau memblok jalan chyme.

USUS BESAR

Bagian bawah dari saluran gastrointestinal adalah usus besar (kolon) karena diameternya lebih besar dari usus halus. Bagaimanapun panjangnya antara 1,5-1,8 cm adalah lebih pendek. Usus besar terbagi atas caecum, kolon, dan rektum. Ini adalah organ penting dari eliminasi b.a.b.
CAECUM
Chyme yang diabsorpsi memasuki usus besar pada caecum melalui katup ileocecal, dimana lapisan otot sirkular mencegah regurgitasi (makanan kembali ke usus halus).
KOLON
Chyme yang halus ketika memasuki kolon volume airnya berkurang. Kolon terdiri dari ascending, transverse, descending, & sigmoid.
Kolon mempunyai 4 fungsi : absorpsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi.
Sejumlah besar air dan sejumlah natrium dan clorida diabsorpsi setiap hati. Ketika makanan berjalan melalui kolon, terjadi kontraksi HAUSTRAL. Ini sama dengan kontraksi segmental dari usus halus, tetapi lebih lama hingga mencapai 5 manit.kontraksi menghasilkan pundi-pundi besar di dinding kolon yagn merupakan area untuk absorpsi.
Air dapat diabsorpsi oleh kolon dalam 24jam, rata-rata 55mEq dari natrium dan 23mEq dari klorida diabsorpsi setiap hari. sejumlah air yagn diamsorpsi dari chyme tergantung dari kecepatan pergerakan kolon. Chyme biasanya lembut, berbentuk massa. Jika kecepatan kontraksi peristaltik cepat (abnormal) berarti ada kekurangan waktu untuk mengabsorpsi air dan feses menjadi encer. Jika kontraksi peristaltik lambat, banyak air yang diabsorpsi dan terbentuk feses yang keras sehingga menyebabkan konstipasi.
Kolon memproteksi dirinya sendiri dengan mengeluarkan sejumlah mucous. Mucous biasanya bersih sampai buram dengan konsistensi berserabut. Mucous melumasi kolon, mencegah trauma pada dinding dalam. Pelumas adalah sesuatu yagn penting di dekat distal dari kolon dimana bagiannya menjadi kering dan keras.
Fungsi sekresi dari kolon membantu dalam keseimbanan elektrolit. Bicarbonat disekresi untuk pertukaran clorida. Sekitar 4-9 mEq natrium dikeluarkan setiap hari oleh usus besar. Berubahnya fungsi kolon dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Akhirnya kolon memindahkan sisa produk dan gas (flatus). Flatus dihasilkan dari tertelannya udara, difusi gas dari pembuluh darah ke usus dan kerja bakteri pada karbohidrat yang tidak bisa diserap. Fermenrasi dari karbohidrat (seperti kol dan bawang) menghasilkan gas pada usus yang dapat merangsang peristaltik. Orang dewasa biasanya membentuk 400-700 ml flatus setiap hari.

REKTUM DAN KANAL ANAL
Rektum pada orang dewasa biasanya mempunyai panjang 10-15 cm. Bagian distal yagn panjangnya 2,5-5 cm adalah kanal anus. Panjang rektum bervariasi menurut umur :
1. infant : 2,4-,8 cm
2. toddler : 4 cm
3. prasekolah : 7,6 cm
4. sekolah : 10 cm
Pada rektum terdapat 3 lapisan jaringan yang bentuknya saling berseberangan terhadap rektum dan beberapa lipatan letaknya vertikal. Setiap lipatan yang vertikal terdiri dari sebuah vena dan arteri. Dipercaya bahwa lipatan-lipatan ini membantu pergerakan feses pada rektum. Ketika vena dilatasi dapat terjadi dengan tekanan yang berulang-ulang, kondisi ini dikenal dengan HEMORHOID.
Kanal anal dikelilingi oleh ptpt spinkter internal dan eksternal. Internal spinkter berada di bawah kontrol syaraf involunter, dan spinkter eksternal secara normal dipengaruhi syaraf volunter. Kerja dari spinkter eksterna diperbesar oleh otot levator ani pada dasar pelvik. Spinkter internal dapat dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom, spesime syaraf eksternal dipengaruhi oleh sistem syaraf somatik

Daftar Pustaka
CHOLINA TRISA SIREGAR
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar